Bagi yang masuk ke blog ini melalui Search Engin dan tidak menemukan artikel yang di cari pada halaman ini maka dapat mencari pada arsip blog atau mengunakan fasilitas search yang ada di blog ini. terimakasih atas kunjungnnya.
bagi yang ingin bertanya sebaiknya langsng melalui YM apabila lagi online atau inggalkan coment di artikel yang bersangutan.

Promo : Transfer Pulsa Indosat (IM3/Mentari/StarOne) pulsa 100rb Harga 82rb (bisa untuk BB)

bagi yang berminat dapat hubungin YM : ivandriyandra atau sms ke no 085624060651. atau data update dapat liat di halaman ini http://indosat.yandra.web.id/

27 September 2008

LISAN KITA UNTUK APAKAH?

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), Karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS: Al-Hujurat:12]

Lisan merupakan bagian tubuh yang paling banyak digunakan dalam keseharian kita. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga lisan kita. Apakah banyak kebaikannya dengan menyampaikan yang haq ataupun malah terjerumus ke dalam dosa dan maksiat.

Nabi shollalloho ‘alahi wa sallam telah menerangkan makna ghibah (menggunjing) ini. Beliau bersabda, yang artinya: “Taukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab, “Alloh dan rasul-Nya yang lebih mengetahui” Beliau bersabda, yang artinya: “Engkau menggambarkan tentang saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya.” Beliau ditanya. “bagaimana jika yang aku katakan itu memang terdapat pada saudaraku?” beliau menjawab, “Jika apa yang kamu katakana terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya.” (HR: Muslim).

Untuk mencegah kemunkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. Nabi shollallohu ‘alaihi wa salam sangat menganjurkanhal itu, sebagaimana dengan sabdanya, yang artinya: “barangsiapa membela (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menghindarkan api neraka dari wajahnya.” (HR: Ahmad) Demikian pula halnya dalam mengadu bomba (namimah). Mengadukan ucapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan antara keduanya adalah salah satu factor yang menyebabkan terputusnya ikatan, serta menyulut api kebencian dan permusuhan antar manusia. Allah mencela pelaku perbuatan tersebut dalam firmanNya:

Artimya : “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” [QS: Al-Qalam 10-11]

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa salam bersabda, yang artinya: “Tadak akan masuk surge al-qattat (tukang adu bomba).” (HR: Bukhari).

Ibnu Atsir menjelaskan, “Al-Qattat adalah orang yang menguping (mencuri dengaran pembicaraan), tanpa sepengetahuan mereka, lalu ia membawa pembicaraan tersebut kepada orang lain dengan tujuan mengadu domba.

Oleh karena itu ada beberapa hal penting perlu kita perhatikan dalam menjaga lisan. Pertama, hendaknya pembicaraan kita selalu diarahkan ke dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian Karena mencari keridhoan Allah, Maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.”[QS: An-Nisa 114]

Kedua, tidak membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagi diri kita maupun orang lain yang akan mendengarkan. Rasululloh shollallaahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya: “Termasuk kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR: Ahmad dan Ibnu Majah).

Ketiga, tidak membicarakan semua yang kita dengar. Abu Huroiroh rodhiyalloh ‘anhu berkata, Rasulullah shollallohu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya: “Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar.“ (HR: Muslim)

Keempat, menghindari perdebatan dan saling membantah, sekalipun kita berbeda di pihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surge bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) istana di tengah-tengah urga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun becanda.” (HR: Abu Daud dan dihasankan oleh Al-Albani)

Kelima, tentang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah rodhalloh ‘anha berkata, “Sesungguhnya Nabi shollalohu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan suatu hal, dan ada orang yang mau menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya.” (HR: Bukhari-Muslim)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaga diri kita, sehingga diri kita senantiasa berada dalam kebaikan. Wallohu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SMS Gratis