Bagi yang masuk ke blog ini melalui Search Engin dan tidak menemukan artikel yang di cari pada halaman ini maka dapat mencari pada arsip blog atau mengunakan fasilitas search yang ada di blog ini. terimakasih atas kunjungnnya.
bagi yang ingin bertanya sebaiknya langsng melalui YM apabila lagi online atau inggalkan coment di artikel yang bersangutan.

Promo : Transfer Pulsa Indosat (IM3/Mentari/StarOne) pulsa 100rb Harga 82rb (bisa untuk BB)

bagi yang berminat dapat hubungin YM : ivandriyandra atau sms ke no 085624060651. atau data update dapat liat di halaman ini http://indosat.yandra.web.id/

27 September 2008

1 KESULITAN = 2 KEMUDAHAN

Kenapa sih hidupku selalu penuh dengan kesulitan ? Seakan tak pernah ada kemudahan menjelang !


Tak Selamanya Sulit

Ungkapan-ungkapan semodel itu mungkin sering kita dengar terucap dari mereka yang ngerasa sulit mengalami hidup dan didera beragam cobaan. Bagaimana sih sebenarnya? Kalau kita tilik lebih dalam, tentulah ucapan-ucapan seperti itu bakal terlontar dari bibir mukmin yang benar-benar mukmin! Nah loh apa maksudnya?

Memang benar, diantara keimanan mukmin sejati adalah mereka yang mau meyakini kebenaran Allah:

Artinya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Al Insyirah 5-6)

Ayat tersebut merupakan isyarat agung yang bermakna, setiap dijumpai segala kesulitan dan keruwetan pasti akan diiringi dan dilekati dengan kemudahan. Hinggapun sebuah kesulitan tersebut memasuki lubang biawak pun akan disertai dan keluar bersama dengan kemudahan.

Ibnu Abbas mengatakan : “ Kesulitan tidak akan ( pernah ) mengalahkan dua kemudahan”.

Karena dua kata dalam ayat yang bermakna ‘kemudahan’ dalam bentuk nakirah menunjukan bahwa kemudahan yang kedua bukanlah yang pertama. Maka dua ayat tersebut mendukung satu kesulitan dan dua kemudahan.

Hal ini senada dengan firmanNya yang lain :

Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Ath Thalaq 7)

Rasulullah SAW dalam sabdanya juga telah mengatakan : “ Dan sesungguhnya kelapangan bersamaan dengan kesulitan, dan sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan “ (Riwayat Tarmidzi dan Ahmad)

BUKAN BATU SANDUNGAN

Sedikit orang yang menyadari betapa sebuah keruwetan dan kesulitan merupakan bentuk ujian dari Allah. Terlebih bagi seorang mukmin, kesusahan dan kesulitan merupakan elemen ujian yang mesti dijalani.

Allah Berfirman :

Artinya : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al Ankabut 2)

Dari ayat tersebut terfahami bahwa tak cukup kita mengatakan ‘aku beriman’ tanpa adanya ujian dan fitnah. Bahkan merupakan sunahNya yang diterapkan kepada orang-orang terdahulu sampai sekarang dari ummat ini, adalah diturunkannya ujian berupa kesenangan dan kesedihan, kesulitan dan kemudahan, kekayaan dan kefakiran, kekalahan terhadap musuh-musuh islam disuatu saat dan berbagai ujian lain. Tak lain, wujud ujian ini merupakan pembeda antara yang jujur dan yang dusta, yang haq (benar) dan batil.

Jadi kesulitan bukan suatu sandungan dalam kehidupan tapi lebih merupakan uji kelayakaan manusia yang mengproklamirkan keimanan dalam dirinya. Kesemuanya tergantung dari pribadi yang menjalani ujian, sanggupkah dia mengetaskan diri dari kesulitan setelah Allah menjanjikan jalan keluar dan kemudahan.

KEMUDAHAN PASTI DATANG

Terkadang seorang muslim didera dengan berbagai cobaan , musibah maupun fitnah yang mencakup urusan dunia dan atau akhirat. Hingga ujian yang teramat besar menjadikanny ateramat sulit untuk bernafas lega di dunia ini. Namun disisi lain dengan cobaan tersebut terkandung hikmah yang dapat di petik. Kertika ia sabar dan mau memahami bahwa kesulitan yang dipikulnya merupakan bagian dari ketentuan Allah, dan tak terputus asa dalam menghadapinya, maka ia akan mnjumpai pertolongan dan rahmatNya. Setelahnya kemudahan dan pertolongan Allah pastilah datang menghampiri. Kita ambil sebuah ibrah (pelajaran) yang begitu berharga dari satu firmanNya :

Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah 214)

Berita kemudahan dan pertolongan tersebut tersurat secara pasti dari Allah SWT yang berkonsekuensi informasi yang ada benar adanya dan Allah tak akan menyelisihi semuan janjiNya.









RAHASIA RAIH KEMUDAHAN

Manakala kesulitan demi kesulitan menimpa, harusnya menjadikan seorang muslim sebagai wahana mendekatkan diri dan menggantingkan hatinya hanya kepada Allah, menghadapkan wajahnya (beribadah) kepadaNya engan benar dan ikhlas serta bersabar terhadap ketentuannya, inilah sebab terbesar terhadap dientaskannya kesulitan pada diri seorang muslim. Maka inilah hakikat tawakal kepada Allah SWT.

Allah berfirman :

Artinya : “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath Thalaq 3)

Ibnu Rajab menjelaskan rahasia kenapa kemudahan datang setelah kesulitan mendera. Intinya manakala musibah dan keruwetan semakin dasyat menimpa seorang hamba, hingga menjadikannya tak Lagi berharap Banyak terhadap bantuan manusia lain, akhirnya hatinya akan bergantung kepadaNya, yang berarti ia akan mengembalikan dan menyerahkan segalanya kepada Allah.

Sedang resep manjur memperoleh jalan lapang dari kesulitan adalah dengan sabar, berharap hanya kepadaNya, membenarkan Allah sebagai satu-satunya tempat bergantung.

Sebagaimana untaian syair Iman Syafi’I yang mengatakan :

Sabar yang baik, hal terdekat dengan kelapangan

Siapa menjaga (hak) Allah dalam berbagai perkara, bakal selamat

Siapa membenarkan Allah, tak akan menimpanya kesusahan

Siapa yang berharap kepadaNya, bakal ada harapan (jalan keluar)

Karenanya apapun cobaan,kesulitan dan keruwetan ynag menimpa, yakinlah kemudahan dan jalan keluar pastilah datang. Jangan jadikan sebagai sandungan tapi jadikan sebagai media mempertebal ketaqwaan dan keyakinan hanya kepadanya.

Agama Islam Adalah Agama Yang Haq (Benar) Yang Dibawa Oleh Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambaNya. Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan kenikmatanNya dan meridhai Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain Islam tidak akan diterima Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artimya: Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

Artimya: Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". [Al-A’raaf: 158]

Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, tidaklah mendengar seorang dari ummat Yahudi dan Nasrani yang mendengar diutusnya Muhammad, kemudian dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang diutus dengannya (Islam), niscaya dia termasuk penghuni Neraka.”

Mengimani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, artinya membenarkan dengan penuh penerimaan dan kepatuhan pada seluruh apa yang dibawanya bukan hanya membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu Thalib (paman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) termasuk kafir, yaitu orang yang tidak beriman kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun dia membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia membenarkan pula bahwa Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang terkandung di dalam agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat.

“Artinya: Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.” [Al-Maa-idah: 48]

Islam dikatakan cocok dan sesuai di setiap masa, tempat dan kondisi ummat maksudnya adalah berpegang teguh kepada Islam tidak akan menghilangkan kemaslahatan ummat bahkan, dengan Islam ini ummat akan menjadi baik, sejahtera, aman dan sentausa. Tetapi harus diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa, tempat dan kondisi ummat sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila ummat manusia menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka mereka harus masuk Islam dan tunduk dalam melaksanakan syari’at Islam.

Agama Islam adalah agama yang benar, Allah menjanjikan kemenangan kepada orang yang berpegang teguh kepada agama ini dengan baik, namun dengan syarat mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan segala perbuatan syirik, menuntut ilmu syar’i dan mengamalkan amal yang shalih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Artinya: Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” [At-Taubah: 33]

“Artinya: Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]

Islam adalah agama yang sempurna dalam ‘aqidah dan syari’at. Bentuk kesempurnaannya di antaranya adalah:

[1]. Memerintahkan bertauhid dan melarang syirik

[2]. Memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang bersikap bohong

[3]. Memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang bersikap zhalim

[4]. Memerintahkan untuk bersikap amanah dan melarang ingkar janji

[5]. Memerintahkan untuk menepati janji dan melarang bersikap khianat

[6]. Memerintahkan untuk berbakti kepada ibu-bapak serta me-larang mendurhakainya

Secara umum Islam memerintahkan agar berakhlak yang mulia, bermoral baik dan melarang bermoral buruk. Islam juga memerintahkan setiap perbuatan baik, dan melarang perbuatan yang buruk.

Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” [ An-Nahl: 90]

Islam didirikan atas lima dasar, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Islam dibangun atas lima hal, (yaitu); (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar melainkan hanya Allah, (2) dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (3) menegakkan shalat, (4) membayar zakat, (5) berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah."

Rukun Islam ini wajib diimani, diyakini dan wajib diamalkan oleh setiap muslim dan muslimah.

Pertama : Kesaksian tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Azza wa Jalla dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba serta RasulNya merupakan keyakinan yang mantap, yang diekspresikan dengan lisan. Dengan kemantapannya itu, seakan-akan ia dapat menyaksikanNya.

Kedua : Mendirikan shalat artinya beribadah kepada Allah dengan mengerjakan shalat wajib lima waktu secara istiqamah serta sempurna, baik waktu maupun caranya. Shalat harus sesuai dengan contoh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Ketiga : Mengeluarkan zakat artinya, beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta yang harus dikeluarkan zakatnya.

Keempat : Puasa Ramadhan artinya, beribadah hanya kepada Allah dengan cara meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan di siang hari di bulan Ramadhan (puasa sebulan penuh).

Kelima : Naik Haji ke Baitullah (rumah Allah), artinya beribadah hanya kepada Allah dengan menuju ke al-Baitul Haram (Ka’bah di Makkah al-Mukarramah) untuk mengerjakan syiar atau manasik Haji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SMS Gratis