1 Keadaan Gografis dan Dmografis
Kraton Kesepuhan terletak di sebelah selatan
ý Sebelah Utara : Kelurahan Kesepuhan
ý Sebelah Timur : Kelurahan Pegambiran
ý Sebelah Selatan : Kelurahan Kesambi
ý Sebelah Barat : Laut
2 Sejarah Trbentuknya Kraton Kesepuhan
Pada abad XV (±1430 M) Pangeran Cakrabuana putra mahkota pajajaran membangun kraton yang kemudian diserahkan kepada putrinya “Ratu Ayu Pakungwati”, maka kratonnya diberi nama Kraton Pakungwati (hingga sekarang dikenal dengan sebutan Dalem Agung Pakungwati).
Ratu Ayu Pakung wati kemudian menikah dengan sepupunya Syech Syarif Hidayatullah (Putra Ratu Mas Larasantang adik Pangeran Cakrabuana) lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati, kemudian Sunan Gunung Jati dinobatkan sebagai pimpinan atau kepala Negara di Cirebon dan bersemayan di Kraton Pakung Wati; semenjak itu Cirebon merupakan pusat pengembangang agama Islam di Jawa dengan adanya Wali Sanga yang dipimpin Sunan Gunung Jati dan peninggalan–peninggalannya diantaranra Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Pada abad XVI Sunan Gunung Jati wafat, kemudian pangeran Emas Zainul Arifin cicit dari Sunan Gunung Jati bertahta menggantikannya. Kemudian pada tahun candra sangkala “Tunggal Tata Gunaning Wong” atau 1451 Saka yaitu tahun 1529 beliau mendirikan kraton baru di sebelah barat daya dalem Agung Pakungwati, kraton ini dinamai kraton Pakungwati dan beliau bergelar Panembahan Pakungwati I.
Kraton Pakungwati mengambil dari nama ratu Ayu Pakungwati putri Pangeran Cakrabuana yang menikahdengan sunan Gunung Jati; putri cantik rupawan dan berbudi luhur dapat mendampingi suami di bidang pembinaan negara dan agama juga penyayang rakyat.
Pada ± tahun 1549 masjid Agung Sang Cipta Rasa kebakaran, Ratu Ayu Pakungwati yang sudah tua itu turut memadamkan api, api dapat dipadamkan namun ratu Ayu Pakungwati kemudian wafat; semenjak itu nama/sebutan Pakungwati dimulnyakan dan diabadikan oleh nasab Sunan Gunung Jati.
Pada ± tahun 1679 didirikan Kraton Kanoman oleh sultan Anom I (sultan Badridin) maka semenjak itu Kraton Pakungwati disebut Kraton Kesepuhan hingga sekarang dan Sultannya bergelar Sultan Sepuh. Kesepuhan artinya tempat yang sepuh/tua, jadi antara Kesepuhan dan Kanoman itu awalnya yang tua dan yang muda (kakak beradik).
3 Sistem Kepercayaan
sebagian besar masyarakat Kraton Kesepuhan beragama Islam, dan sebagian masyarakatnya masih percaya pada mitos, dan takhayul. Di areal Kraton Kesepuhan terdapat sebuah sumur, sumur itu di beri nama sumur Jalarunda. Menurut masyarakat sekitar Kraton Kesepuhan air yang terdapat di sumur Jalatunda adalah air zamzam ke 2 setelah air zamzam di Arab Saudi.
Setiap tahunnya Kraton Kesepuhan mengadakan acara panjang jimat yang dilaksanakan pada tanggal 12 Mulud. Susunan acara pada saat panjang jimat adalah sebagai berikut:
1) Pagi-pagi mencuci piring-piring jimat pada Pukul 09.00 untuk membersihkan dan menjaga piring-piring jimat dari kotoran.
2) Sesudah di cuci piring di taro lagi ke tempat semula dan di tutup lagi.
3) Pada malam harinya (malam pelal) piring jimat di arak (di bawa bersama-sama) dari prabayaksa Kraton menuju Masjis Agung pada pukul 20.00, sesampai di masjid Agung piring jimat/benda pusaka di Sholatkan oleh sesepuh. Sampai selesai.
Pada masyarakat Kraton Kesepuhan juga mengenal upacara-upacara adat yang diwarnai keagamaan seperti:
v Setiap malam Jumat diadakan pengajian bersama;
v Tahlian: peringatan hari duka seperti 1-7 hari, 100 hari, dan 1000 hari;
v Upacara mudun lemah (tedak Siti)
v Adat perkawinan memakai adat pencampuran antara Jawa dan Sunda.
4 Sistem Eonomi
Kemakmuran masyarakat Kraton Kesepuhan tergantung pada pengunjung Kraton Kesepuhan. Apabila pengunjung Kraton Kesepuhan ramai maka kemakmuran masyarakat Kraton Kesepuhan meningkat dan apabila pengunjung Kraton Kesepuhan sepi maka kemakmuran masyarakat Kraton Kesepuhan berkurang. Biasanya pengunjung Kraton Kesepuhan ramai pada saat 1 bulan sebelum muludan dan 1 bulan sesudah muludan. Pengunjung kebanyakan dari masyarakat
5 Sistem Pngetahuan
Sistem pengetahuan pada masyarakat kraton kesepuhan peranan yang cukup penting. Sistem pengetahuan ini dapat berupa pendidikan, baik formal maupun informal. Pendidikan formal dapat diperoleh dari sekolah TK Islam, SD (Madrasah), SMK I (Sekolah Menengah Kesenian). Sedangkan pendidikan informal dapat diperoleh dari orang-orang yang sudah ahli yang menurunkan keahliannya, biasanya orang tua yang menurunkan ilmunya kepada generasi muda yang melakukan obserfasi ke kraton kesepuhan.
Adapun setiap 2 tahun sekali kraton-kraton yang ada di Indonesia mengadakan Festival Kraton Nusantara, kraton yang menjadi tuan rumah di undi secara acak. Pada tahun 2004 Festival Kraton diadakan di Jogyakarta. Kraton kesepuhan Cirebon pernah menjadi tuan rumah Festival Kraton Nusantara yaitu pada tahun 1997 pada saat itu kraton kesepuhan membuat duplikat Kreta Singa Barong. Kereta Singa Barong yang asli di buat pada tahun 1549. semenjak tahun 1943 sudah tidak di pakai lagi. Sedangkan Kereta Singa Barong duplikat di buat pada tahun 1996 atas prakasa Putra Mahkota PRA, Arief Natadiningrat, SE. Kreta singa Barong duplikat ini di pakai pertama kali pada Festival Kraton Nusantara ke II tahun 1997 di Cirebon.
Kereta Singa Barong yang asli di buat pada tahun 1549
6 Sstem Kerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat kraton kesepuhan di pengaruhi oleh adat dan di teruskan secara turun temurun. Di samping itu, sistem kekerabatan juga di pengaruhi oleh agama Islam. Sistem kekerabatan yang ada di kraton kesepuhan adalah sistem patrilineal, yaitu garis keturunan yang memperhitungkan hubungan kekerabatan melalui ayah.
7 Bahasa
Masyarakat kraton kesepuhan adalah orang asli
ü Bahasa Jawa
ü Bahasa Indonesia
ü Bahasa Jawa Kromo Inggil
Pada umumnya masyarakat kraton kesepuhan memakai bahasa Jawa Cirebon dalam berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Terkadang ada pula yang menngunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan para wisatawan yang datang ke kraton kesepuhan, dan Bahas Jawa Kromo Inggil dipergunakan oleh para orang tua atau sesepuh.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju di saat ini penggunaan bahasa Kromo Inggil semakin jarang digunakan oleh kalangan umum terutama kalangan pemuda, seiring dengan hal tersebut sebagian besar orang tua mendidik anak-anaknya dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
8 Silsilah Keraton Kesepuhan Cirebon
9 Denah Keraton Kesepuhan Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar