VIVAnews - Owen Thor Walker, hacker asal Selandia Baru, kini dipekerjakan sebagai konsultan keamanan cyber oleh TelstraClear, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di negaranya. TelstraClear merupakan anak perusahaan telekomunikasi terbesar Australia, Telstra.
"Kami percaya Walker memiliki kemampuan untuk membantu eksekutif senior dan pelanggan memahami ancaman keamanan yang dapat menyerang jaringan mereka," kata juru bicara TelstraClear Chris Mirams kepada National Radio di Wellington, Rabu 25 Maret 2009.
Tahun lalu, Walker digugat atas kesuksesannya menembus data 1,3 juta komputer di seluruh dunia. Hacker dengan nama samaran AKILL ini juga terbukti merusak sistem komputer dan menerobos masuk sejumlah rekening perbankan dan menggondol dana lebih dari Rp 132,4 miliar. Saat itu, Walker baru berusia 18 tahun.
Tak heran, bila dia menjadi incaran petugas divisi kejahatan internet dari Biro Penyelidik Amerika Serikat (AS), FBI. Pasalnya, AKILL sudah meresahkan para penggun komputer di AS Eropa
Di depan hakim pengadilan di kota Hamilton, Selandia Baru, ia mengaku bersalah atas enam dakwaan kejahatan internet. Hakim saat itu hanya menjatuhkan hukuman denda kepada Walker dan melarang terpidana memakai komputer.
Namun, suatu kelompok membantu Walker dengan membayarkan denda dan mengembalikan uang yang mereka dapatkan sehingga tuntutan atas Walker dicabut dan pemuda ini dibebaskan.
Mirams mengatakan Walker telah mengadakan beberapa penyuluhan dan memberikan nasehat kepada staf pengelola dan keamanan TelstraClear. Walker juga ikut serta dalam program iklan TelstraClear.
"Walker memberitahu apa yang dikejar para penjahat cyber dan bagaimana membentengi jaringan mereka dari ancaman itu," kata Mirams.
Beberapa hacker mengirim banyak surat elektronik ke sistem komputer perusahaan atau pemerintah sehingga melebihi kapasitas kotak surat masuk dan menghancurkan sistem.
Hacker lainnya menggunakan teknik botnet, yaitu berusaha menguasai ratusan komputer dan menggabungkan komputer-komputer itu dalam sebuah kluster yang memiliki kontrol terpusat.
Kemudian para hacker dapat menggunakan gabungan komputer itu untuk mencuri informasi kartu kredit, memanipulasi perdagangan saham, dan menghancurkan sistem komputer sebuah industri. (AP)
Sumber : vivanews.com
"Kami percaya Walker memiliki kemampuan untuk membantu eksekutif senior dan pelanggan memahami ancaman keamanan yang dapat menyerang jaringan mereka," kata juru bicara TelstraClear Chris Mirams kepada National Radio di Wellington, Rabu 25 Maret 2009.
Tahun lalu, Walker digugat atas kesuksesannya menembus data 1,3 juta komputer di seluruh dunia. Hacker dengan nama samaran AKILL ini juga terbukti merusak sistem komputer dan menerobos masuk sejumlah rekening perbankan dan menggondol dana lebih dari Rp 132,4 miliar. Saat itu, Walker baru berusia 18 tahun.
Tak heran, bila dia menjadi incaran petugas divisi kejahatan internet dari Biro Penyelidik Amerika Serikat (AS), FBI. Pasalnya, AKILL sudah meresahkan para penggun komputer di AS Eropa
Di depan hakim pengadilan di kota Hamilton, Selandia Baru, ia mengaku bersalah atas enam dakwaan kejahatan internet. Hakim saat itu hanya menjatuhkan hukuman denda kepada Walker dan melarang terpidana memakai komputer.
Namun, suatu kelompok membantu Walker dengan membayarkan denda dan mengembalikan uang yang mereka dapatkan sehingga tuntutan atas Walker dicabut dan pemuda ini dibebaskan.
Mirams mengatakan Walker telah mengadakan beberapa penyuluhan dan memberikan nasehat kepada staf pengelola dan keamanan TelstraClear. Walker juga ikut serta dalam program iklan TelstraClear.
"Walker memberitahu apa yang dikejar para penjahat cyber dan bagaimana membentengi jaringan mereka dari ancaman itu," kata Mirams.
Beberapa hacker mengirim banyak surat elektronik ke sistem komputer perusahaan atau pemerintah sehingga melebihi kapasitas kotak surat masuk dan menghancurkan sistem.
Hacker lainnya menggunakan teknik botnet, yaitu berusaha menguasai ratusan komputer dan menggabungkan komputer-komputer itu dalam sebuah kluster yang memiliki kontrol terpusat.
Kemudian para hacker dapat menggunakan gabungan komputer itu untuk mencuri informasi kartu kredit, memanipulasi perdagangan saham, dan menghancurkan sistem komputer sebuah industri. (AP)
Sumber : vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar